Surabaya,
Warta Fisip Untag Surabaya
Dalam sarasehan yang dihadiri ratusan
pegiat sosial dari berbagai komunitas, Wahyu mengingatkan Kembali bahwa
Pancasila sesungguhnya merupakan rajutan indah antara seni budaya bangsa dan
kearifan local yang diambil dari rahim bangsa Indonesia. Dengan demikian,
sesungguhnya nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tidak jauh dari praktik seni
dan budaya bangsa.
“Oleh kerena, membangkitkan nilai-nilai
Pancasila tidak bisa tanpa melibatkan seni dan budaya bangsa. Kalau hari ini
Masyarakat jauh dari Pancasila, maka itu artinya seni dan budaya bangsa juga
dalam kondisi terabai dan terlupakan,” tegas pengampu mata Kuliah Patriotisme
di Untag Surabaya ini.
Menurut Wahyu, pegiat sosial utamanya
pegiat seni dan budaya sunggguh punya peran besar bukan saja dalam menjaga
nilai-nilai budaya bangsa, tetapu juga melanjutkan dan wewariskan budaya bangsa
itu kepada generasi penerusnya.
“Tugas kita hari ini bukan saja menjaga
agar seni dan budaya bangsa tetap ada, tetapi lebih berat lagi yakni juga
mewariskan kepada anak-anak cucu kita,” tegas Wahyu yang sehar-hari juga Pemimpin Redaksi Harian Bhirawa
ini.
Sarasehan yang dipandu moderator Redatini
tersebut juga menghadirkan narasumber yang lain Ninayanti, SH. S.Sos MSi
seorang pegiat sosial dan advokat ternama. Nina dalam paparannya menjelaskan
tentang pentingnya eksistensi komunitas dalam turut serta mengembangkan toleransi
dan keberagaman. Menurut Nina, Bangsa Indonesia terlahir dalam kondisi yang
beragam baik dari sisi adat budaya, agama, seni tradisi dan sebagainya.
“Maka kunci untuk menjaga keutuhan bangsa
ini tidak lain adalah dengan mengembangkan toleransi dalam berbagai sisi
kehidupan,” jelas Nina yang juga staf ahli khusus anggota DPR RI Achmad Dani
ini.
Saat membuka acara sarasehan, Anggota
DPRD Provinsi Jawa Timur Dr Freddy Purnomo mengapresiasi upaya Pas Jatim yang berinisiatif untuk menggelar
acara sarasehan. Menurut anggota Fraksi Golkar Jatim ini, Langkah untuk
mengembangkan toleransi tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja tetapi juga
butuh partisipasi masyarakat.
“Kegiatan sarasehan ini menegaskan betapa
PAS Jatim telah ikut berkontribusi dalam mengembangkan toleransi di Jawa Timur,”
jelas Freddy. Dalam kesmepatan itu, Freddy juga mengingatkan bahawa Jawa Timur yang punya pijakan regulasi
untuk mengembangkan toleransi dan juga memperkuat seni dan budaya yakni berupa Perda
yang mengatur tentang Toleransai maupun Perda tentang penguatan seni budaya.
“Perda -perda tersebut tentu harus
mendapatkan perhatian agar regulasi yang dibuat dapat memberi dampak keapda
Masyarakat,” tambah Freddy lagi.
Sementara itu, Ketua PAS Jatim Lusiatie,
MM menjelaskan kegiatan sarasehan sebagai upaya untuk mendorong agar para
pegiat sosial yang ada di Jawa Timur bisa kompak untuk Bersama-sama berkontribusi
dalam Pembangunan.
“Di Jawa Timur banyak berdiri
komunitas-komunitas yang kalau bisa
Bersatu dan berkolaborasi akan membawa manfaat yang lebih signifikan,” jelas
Lusiatie.
“Kita memang tercipta berbeda, tetapi dibalik perbedaan tersebut sesungguhnya kita memiliki potensi-potensi yang berbeda yang kalau disinergikan akan menjadi kekuatan yang dahsyat dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Lusiatie . (wk)